Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 14 Januari 2025 09:29 WIB
“Langit jadi kelam para bodyguard kepal tangan
hari itu 9 Februari 2004, suaminya dibantai.”
-000-
Aneka puisi yang dikutip di atas memiliki kesamaan tema: eksploitasi tambang bukan hanya merusak alam, tetapi juga menghancurkan kehidupan sosial dan moral masyarakat.
Mengapa Puisi Penting dalam Isu Tambang? Puisi tidak hanya menjadi medium estetika, tetapi juga alat kritik sosial yang efektif.
Kata-kata puitis memiliki kemampuan menggugah hati, memaksa pembaca untuk merenung, dan menciptakan empati yang mendalam terhadap korban eksploitasi tambang.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta
Dalam setiap metafora dan simbol, terkandung harapan bahwa perubahan masih mungkin terjadi jika masyarakat mulai melawan.
Puisi-puisi ini menjadi bukti bahwa seni memiliki kekuatan untuk melawan ketidakadilan. Mereka adalah pengingat bahwa tanah, gunung, dan sungai bukanlah sekadar sumber daya, tetapi bagian dari kehidupan yang harus dijaga.
Kita, sebagai pembaca, diajak untuk merenungkan: apakah kita cukup peduli terhadap mereka yang kehilangan segalanya demi keuntungan segelintir orang?
Baca Juga: Orasi Denny JA: Memperkuat Isu Lingkungan Hidup Melalui Agama Leluhur
Tapi harus juga dikatakan. Di era modern, pertambangan bukan lagi sekadar eksploitasi sumber daya alam, melainkan bagian dari solusi keberlanjutan global.