10 Tahun Jokowi Siapa Puas, Siapa Tak Puas: Mengapa?
- Penulis : Mila Karmila
- Rabu, 16 Oktober 2024 11:55 WIB

ENTERTAINMENTABC.COM - Sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi tidak hanya menjadi perjalanan seorang pemimpin, tetapi juga cermin dari keinginan, kepuasan ataupun kekecewaan dan kemarahan rakyat banyak.
Di akhir masa jabatannya, survei LSI Denny JA menunjukkan tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi masih sangat tinggi, mencapai 80,8%. Tetapi di balik itu, ada 18,5% yang menyuarakan ketidakpuasan.
Esai ini mengurai bukan hanya angka, tetapi juga narasi yang kompleks tentang sebuah era yang penuh pencapaian sekaligus juga kritik.
Baca Juga: Abdul Mu'ti Ditunjuk Prabowo Siap Pimpin Kemendikdasmen, Ini Misinya untuk Pendidikan Indonesia!
Demikianlah hasil survei nasional LSI Denny JA, dengan 1200 responden, dengan multi stage random sampling, tatap muka, tanggal 26 September- 3 Oktober 2024. Margin of Error 2,9 persen.
Siapakah mereka yang puas? Siapakah populasi yang tak puas? Apa yang membuat mereka puas dan tak puas?
Kepuasan dan ketidak-puasan publik ini mencerminkan apresiasi luas dan kekecewaan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari yang berpendidikan rendah hingga tinggi, dari yang ekonominya mapan hingga wong cilik, dari Gen Z hingga generasi baby boomers.
Baca Juga: Ini Dia Deretan Kabinet Nama Calon Menteri Baru Prabowo yang Sudah Dipanggil, Siapa Saja?
Tapi di setiap segmen pemilih memang memiliki gradasi dan perbedaan rasa puas dan tak puas yang berbeda.
Kepuasan terhadap Jokowi berbeda-beda berdasarkan segmen agama. Kepuasan tertinggi muncul di kalangan pemilih beragama non-Islam, mencapai 93%, sementara pada pemilih Muslim, kepuasan berada di angka 78,7%.
Di segmen usia, generasi muda (Gen Z) menyatakan kepuasan sebesar 85,9%, diikuti oleh generasi milenial sebesar 81,8%. Di kelompok Gen X dan baby boomers, kepuasan tetap di atas 75%.
Baca Juga: Ini Dia Sosok Profil Widiyanti Putri Wardhana,Pengusaha Sukses yang Dipanggil Prabowo ke Kertanegara
Perbedaan ini mencerminkan bagaimana Jokowi diapresiasi lintas generasi, namun dengan intensitas yang berbeda-beda.