DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Tingkatkan Kesadaran Publik Bahaya Fatty Liver yang Kerap Tak Terlihat

image
Pemeriksaan kesehatan gratis pada kegiatan bakti sosial di SD Negeri 15 Banda Aceh (ANTARA)

ENTERTAINMENTABC.COM - Penyakit hati berlemak non alkohol, atau yang sering disebut fatty liver, masih menjadi ancaman kesehatan yang kurang disadari masyarakat.

Untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai bahayanya, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, layanan kesehatan, dan masyarakat sangat diperlukan.

Dr. Lina Choridah, spesialis radiologi dari Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat harus didukung oleh kerjasama yang kuat.

Baca Juga: Inilah 10 Makanan Super untuk Cegah Diabetes: Jaga Kadar Gula Kamu

"Pemerintah, layanan kesehatan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menyampaikan pentingnya deteksi dini penyakit fatty liver," ujar Lina dalam pernyataan resminya di Jakarta.

Menurut Lina, promosi kesehatan dari pemerintah sangat krusial.

Informasi mengenai risiko dan deteksi dini fatty liver sebaiknya disebarkan melalui media dan edukasi langsung kepada masyarakat.

Baca Juga: Jenius! Siswa SMA Temukan Kacang Koro Sebagai Solusi Diabetes dan Malnutrisi

Pemerintah juga perlu memastikan ketersediaan fasilitas radiologi untuk deteksi dini, terutama di daerah yang sulit diakses.

“Kita perlu lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang risiko fatty liver dan pentingnya skrining dini,” tegas Lina.

Lina juga menyoroti peran penting dokter umum dalam mengidentifikasi pasien yang berisiko.

Baca Juga: Diabetes Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Lipatgandakan Risiko Kematian Dini

Pasien dengan kondisi seperti obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik perlu dirujuk untuk pemeriksaan radiologi sejak dini.

“Dokter umum berada di garis depan dan memiliki peran vital dalam merujuk pasien untuk pemeriksaan radiologi agar bisa dideteksi lebih awal,” jelas Lina.

Fatty liver sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadari mereka berisiko.

Kondisi ini dapat berkembang menjadi steatohepatitis non alkoholik (NASH), yang dapat menyebabkan kerusakan serius seperti fibrosis, sirosis, bahkan kanker hati.

“Jika kita bisa mendeteksi fatty liver sejak dini, kita bisa mencegah komplikasi serius melalui perubahan gaya hidup dan intervensi medis yang tepat,” tambah Lina.

Gaya hidup modern yang tinggi lemak dan minim aktivitas fisik meningkatkan risiko fatty liver.

Bahkan, orang tanpa riwayat konsumsi alkohol pun bisa terkena penyakit ini.

Perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga rutin, menjadi kunci penting dalam menangani penyakit ini.

“Penanganan fatty liver tidak hanya tentang pengobatan medis, tapi juga memerlukan perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, mengatur pola makan, dan meningkatkan aktivitas fisik,” pungkas Lina.***

Berita Terkait