Kurikulum Deep Learning Segera Hadir! Ini Bedanya dari Kurikulum Biasa, Yuk Kenali Penerapannya
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 10 November 2024 14:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Kementerian Pendidikan dasar dan menengah (Kemendikdasmen) Abdul Mu'ti sedang menggodok Kurikulum Deep Learning sebagai pengganti Kurikulum Merdeka yang sekarang.
Kurikulum Deep Learning ini nggak cuma beda nama, tapi juga membawa metode belajar yang lebih dalam dan mengutamakan pemahaman yang bermakna.
Jadi, apa sih sebenarnya Deep Learning dan bagaimana perbedaannya dari kurikulum sebelumnya?
Apa Itu Kurikulum Deep Learning?
Kurikulum Deep Learning mengadaptasi pendekatan yang sebelumnya digunakan dalam Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Menurut laman AWS, deep learning mengajarkan komputer untuk memproses data seperti otak manusia.
Dengan teknologi ini, komputer bisa mengenali pola kompleks pada gambar, teks, suara, dan data lainnya.
Deep learning memungkinkan AI melakukan berbagai hal yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti mendeskripsikan gambar atau menyalin file suara menjadi teks.
Pada intinya, deep learning adalah cabang dari machine learning yang menggunakan sistem saraf tiruan (artificial neural networks) dan memiliki banyak layer untuk memproses data yang rumit.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka Bakal Diganti dengan Kurikulum Deep Learning, Yuk Kenali Lebih Dalam Makna Artinya
Bagaimana Deep Learning Diterapkan dalam Kurikulum Pembelajaran?
Kalau metode ini diterapkan dalam kurikulum, maka Deep Learning bukan hanya soal menghafal materi, tapi juga pemahaman yang dalam lewat tiga elemen utama:
Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.
Elemen-elemen ini dirancang supaya siswa nggak cuma belajar teori, tapi juga punya pengalaman bermakna yang bikin pelajaran jadi lebih menyenangkan.
Mindful Learning: Dalam elemen ini, guru akan lebih memperhatikan keunikan setiap siswa.
Jadi, potensi dan kebutuhan masing-masing siswa akan mendapat perhatian yang lebih detail.
Misalnya, saat belajar tentang panas, siswa diajak bereksperimen di laboratorium, mempraktikkan konsep panas, dan memahami fungsi panas dalam kehidupan sehari-hari.
Meaningful Learning: Elemen ini mengajak siswa memahami alasan di balik materi pelajaran yang mereka pelajari.
Dengan tahu tujuan dan manfaat setiap materi, siswa jadi lebih paham pentingnya pelajaran tersebut dalam kehidupan nyata.
Joyful Learning: Bukan sekadar belajar sambil senang-senang, Joyful Learning juga mengutamakan pemahaman mendalam siswa.
Mereka nggak cuma paham materi, tapi juga menikmati proses belajarnya.
Contoh Penerapan Deep Learning di Bidang Lain
Sebetulnya, metode Deep Learning ini sudah sering digunakan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Contohnya, di dunia kesehatan, alat-alat medis seperti CT scan dan MRI memakai teknologi deep learning untuk menghasilkan gambar yang lebih akurat.
Tenaga medis kemudian menggunakan gambar-gambar ini untuk mendeteksi berbagai penyakit seperti kanker atau retinopati diabetik.
Di bidang ekonomi, perusahaan memanfaatkan deep learning untuk menganalisis perilaku dan permintaan pelanggan. Dari data ini, perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih strategis berdasarkan pola yang ditemukan AI.
Perbedaan Antara Deep Learning dan Machine Learning
Walaupun mirip, deep learning dan machine learning punya beberapa perbedaan.
Machine learning pertama kali diperkenalkan oleh Arthur Samuel pada tahun 1959 dan berfokus pada cara mesin menyelesaikan masalah tanpa program khusus.
Sementara itu, deep learning membawa kemampuan komputer ke level lebih tinggi, di mana komputer bisa belajar secara otomatis dan menyelesaikan tugas lebih dinamis.
Jadi, dengan Kurikulum Deep Learning ini, diharapkan pembelajaran jadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi Siswa.***