Membicarakan Lahirnya Angkatan Puisi Esai, Catatan Festival Puisi Esai Jakarta Ke 2 Tahun 2024
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 23 Januari 2025 16:00 WIB

Selain itu, adanya penggunaan catatan kaki dan unsur prosa dalam Puisi Esai juga sering dianggap merusak esensi puisi itu sendiri.
Beberapa pengamat mengklaim bahwa genre ini lebih menyerupai esai dengan format berlarik-larik daripada puisi sejati, sehingga estetika puitisnya diragukan.
Namun, argumen bahwa Angkatan Puisi Esai adalah hasil rekayasa tidak sepenuhnya meniadakan nilainya.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta
Banyak inovasi dalam sejarah sastra lahir dari desain terencana, termasuk manifesto para penyair modernis atau gerakan sastra avant-garde.
Keberhasilan Angkatan Puisi Esai melibatkan lebih dari sekadar promosi; ia membuktikan relevansinya dengan melahirkan ratusan karya, menciptakan perdebatan luas, dan diterima lintas negara, dari Malaysia hingga Singapura.
Keberlanjutan genre ini selama lebih dari satu dekade membuktikan bahwa substansinya mampu melampaui kritik.
Baca Juga: Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia
Mengenai estetika puitis, puisi selalu berevolusi. Kritik terhadap Puisi Esai mengingatkan pada penolakan terhadap puisi bebas ketika pertama kali diperkenalkan.
Catatan kaki dalam Puisi Esai tidak merusak puitisasi, melainkan menawarkan perspektif baru dengan menggabungkan fakta dan imajinasi.
Inovasi ini memungkinkan sastra menjadi lebih inklusif, menjangkau pembaca dari berbagai latar belakang dan menciptakan ruang baru untuk dialog sosial.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Spiritualitas di Era Artificial Intelligence
Kini Komunitas Puisi Esai memiliki dua festival tahunan.