DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Dua Matahari di Ufuk yang Berbeda, Tjokroaminoto dan Semaun

image
Ilustrasi (Facebook @Denny J.A's World)

Aku hanya menunggu di luar. Berharap mereka akhirnya satu kata.

-000-

Kuingat, enam belas tahun silam, seorang pemuda mengetuk pintu sejarah, dengan mata nyala, penuh bara.

Baca Juga: Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia

“Semaun,” ia memperkenalkan diri.

“Ajari aku, Guru,” pintanya. Ia api kecil mencari angin, berharap bara di dadanya menyala.

Tjokroaminoto tersenyum, membawa Semaun ke dunia imajinasi:

Baca Juga: Catatan Denny JA: Spiritualitas di Era Artificial Intelligence

“Kata adalah pedang, orasi itu perisai.”

“Pemikiran adalah cahaya,” bisik Sang Guru.

“Tembuslah kegelapan tanpa kekerasan.” 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka

“Belajar menata pesan. Jadikan ia benteng, bagi mereka yang tertindas, terhimpit.”

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait