Puisi Esai Denny JA Ketika Vonis Hanya Enam Setengah Tahun: Tawa Dermawan yang Mengguncang Ruang Sidang dan Semesta
- Penulis : Mila Karmila
- Jumat, 24 Januari 2025 16:00 WIB
Namun, baginya mereka bukanlah pembela sejati. Ia melihat mereka hanya sebagai orang-orang bermuka duit, yang setia karena kepentingan pribadi.
"Mereka hidup dari uangku," pikirnya.
Ketika hakim menjatuhkan vonis enam setengah tahun penjara, masyarakat menganggapnya sebagai lelucon. "Hanya enam setengah tahun? Untuk kerusakan alam senilai ratusan triliun?"
Baca Juga: Denny JA: Dari Aktivis hingga Inovator yang Mengubah Dunia Survei dan Membela Keadilan Sosial
kritik seorang aktivis lingkungan. Seorang tokoh masyarakat bahkan menyebut vonis ini sebagai bukti kehancuran keadilan di negeri ini.
Namun, bagi terdakwa, vonis ini adalah kemenangan. Ia tertawa terbahak-bahak, puas dengan hukuman ringan yang diterimanya.
Sementara di luar sana, masyarakat yang menjadi korban eksploitasi menangis, memungut air mata mereka yang jatuh di jalanan berlubang dan penuh lumpur.
Baca Juga: Mengungkap Rahasia Puisi Esai Denny JA: Karya Cinta yang Bisa Mengubah Dunia
Air mata itu menjadi simbol penderitaan akibat kerakusan yang ia lakukan.
Cerita ini menggambarkan bagaimana kekuatan uang dapat mengaburkan keadilan, tawa terdakwa adalah tawa sinis yang mencerminkan ketimpangan hukum.
Sementara itu, masyarakat terus memungut air mata mereka, berharap keadilan sejati suatu hari akan ditegakkan.***
Baca Juga: Orasi Inspiratif Denny JA: Dari Creative Minority Hingga Puisi Esai yang Menggemparkan ASEAN