Catatan Denny JA: Memulai Tradisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 24 November 2024 14:19 WIB

Ini menunjukkan bahwa tradisi Nyepi dapat memberikan makna mendalam bagi siapa saja, terlepas dari latar belakang agama. (3)
Waisak, perayaan umat Buddha, diikuti oleh ribuan pengunjung di Candi Borobudur, menciptakan suasana spiritual yang menginspirasi banyak orang tanpa memandang agama mereka.
Tiga Alasan Memulai Tradisi Merayakan Hari Raya Agama Lain
Baca Juga: Catatan Denny JA: Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z
1. Membangun Empati Antariman
Merayakan hari raya agama lain membuka ruang bagi kita untuk memahami nilai-nilai yang mendasari agama tersebut.
Empati bukanlah sekadar teori; ia terbangun melalui pengalaman langsung.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024
Saat kita ikut berbagi kebahagiaan atau refleksi dalam hari raya agama lain, kita melatih diri untuk melihat dunia dari sudut pandang mereka.
2. Menegaskan Kesatuan dalam Keberagaman
Di tengah dunia yang sering kali terpecah oleh isu agama, tradisi ini mengingatkan kita bahwa keberagaman bukanlah ancaman.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan
Sebaliknya, ia adalah kekayaan.