DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Memulai Tradisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial

image
Catatan Denny JA: Memulai Tradisi Merayakan Hari Raya Agama Lain Secara Sosial

Ini adalah cara untuk saling menghormati tanpa kehilangan identitas pribadi.

Hari ini, dunia mengenal lebih dari 4200 agama, masing-masing membawa cerita, tradisi, dan nilai-nilainya sendiri. 

Namun, jika kita melangkah mundur ke dalam sejarah, kita akan menemukan bahwa semua agama besar di dunia baru muncul dalam 1% terakhir dari sejarah Homo sapiens.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z

Homo sapiens telah ada selama lebih dari 300.000 tahun, tetapi agama-agama seperti Hindu, Yahudi, Kristen, dan Islam baru muncul dalam rentang 2500 tahun terakhir. 

Sebelum itu, manusia sudah mengenal konsep kebaikan dan keburukan melalui hubungan sosial mereka.

Artinya, agama-agama yang ada saat ini adalah warisan budaya yang berkembang untuk menjawab kebutuhan manusia pada zamannya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Dalam berbagai tulisan dan orasi, saya menyatakan "Agama adalah warisan kultural milik kita bersama."

Agama tidak hanya dimiliki oleh penganutnya, tetapi oleh seluruh umat manusia yang menjadi bagian dari sejarahnya. 

Merayakan hari raya agama lain adalah bentuk pengakuan terhadap warisan ini, sebuah cara untuk menghormati perjalanan panjang manusia dalam mencari makna.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan

Menghormati Agama dengan Cara Baru

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8

Berita Terkait