Catatan Denny JA: Agama Leluhur yang Tersingkir di Negerinya Sendiri
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 14 Januari 2025 09:18 WIB

Melalui dialog mereka, puisi ini menyoroti keteguhan komunitas To Lotang. Itu terlihat dari daya tahan mereka mempertahankan kepercayaan leluhur meski menghadapi persekusi selama berabad-abad.
“Kakeknya dibunuh oleh pasukan pemberontak Islam pada tahun ’65
Karena dianggap kafir.
Tidak cukup sampai di situ,
Di masa awal pemerintahan Orde Baru
Para pemeluk agama To Lotang diburu
Dianiaya, dibunuh karena dianggap PKI.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Memperkuat Isu Lingkungan Hidup Melalui Agama Leluhur
Perlengkapan upacara dan ritual mereka dimusnahkan
Pemakaman adat mereka dibongkar.
Mereka yang masih hidup
Dipaksa untuk memilih satu agama yang diakui oleh negara.
Sebagian dari kami memeluk Hindu. Sebagian lagi
Memilih Islam.
Baca Juga: Deretan Artis Indonesia yang Tinggal di Los Angeles Saat Kebakaran Hebat, Begini Kondisi Mereka
Tapi keluarga besar kami tetap memeluk
Agama To Lotang. Karena ini agama leluhur. Apakah kami salah?” Tanya Cenning.
Puisi esai ini juga mengangkat isu diskriminasi yang dialami oleh komunitas To Lotang. Ia penganut agama leluhur yang telah ada sebelum masuknya agama-agama besar di Indonesia.
Meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama, kenyataannya banyak komunitas adat seperti To Lotang menghadapi tekanan untuk berasimilasi dengan agama yang diakui negara.
Baca Juga: Rumah Rp 146 Miliar Ini Selamat dari Kebakaran Hebat di Los Angeles, Rahasianya Bikin Melongo
Mereka sering kali dipaksa memilih identitas agama yang bukan kepercayaan asli mereka demi mendapatkan pengakuan dan hak-hak sipil.