DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Agama Leluhur yang Tersingkir di Negerinya Sendiri

image
Ilustrasi (Entertainment.abc)

Melalui narasi puitis, Ahmad Gaus menggambarkan konflik batin dan tantangan yang dihadapi oleh individu seperti Cenning dalam mempertahankan identitas kepercayaannya.

Puisi esai berjudul “Clara dan Ingatan Tua di Minahasa” mengisahkan perjalanan Clara. Ia kembali ke kampung halamannya di Minahasa setelah lama merantau di Jakarta.

Ia merindukan teman-temannya dan Wale Paliusan, rumah ritual agama leluhur Malesung, yang ternyata telah dirusak oleh oknum anti-toleransi.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Memperkuat Isu Lingkungan Hidup Melalui Agama Leluhur

Puisi ini menyoroti tantangan yang dihadapi komunitas penghayat kepercayaan dalam mempertahankan tradisi dan identitas mereka di tengah intoleransi.

“Pagi itu langit cerah
Namun wajah Clara dan Ivan terlihat murung
Bangunan Wale Paliusan di hadapan mereka sudah hancur berkeping-keping.

Kabar yang viral di media sosial menyebutkan,
Kemarin malam ada orang yang mengaku aktivis gereja
Merusak bangunan itu.

Baca Juga: Deretan Artis Indonesia yang Tinggal di Los Angeles Saat Kebakaran Hebat, Begini Kondisi Mereka

Ia menganggap Wale Paliusan adalah tempat
Perkembangan aliran sesat.

Ban-ban bekas dibakar di dalam bangunan
Bahkan pohon kelapa di sampingnya ditebang dan dirobohkan
Menimpa bangunan.

Si perusak mengaku mendapat dukungan dari masyarakat.”

Baca Juga: Rumah Rp 146 Miliar Ini Selamat dari Kebakaran Hebat di Los Angeles, Rahasianya Bikin Melongo

Puisi esai ini juga mengangkat isu intoleransi dan diskriminasi yang dialami oleh komunitas penghayat kepercayaan di Indonesia.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Berita Terkait