Catatan Denny JA: Agama Leluhur yang Tersingkir di Negerinya Sendiri
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 14 Januari 2025 09:18 WIB

Ketiga, agama leluhur menyimpan kebijaksanaan ekologis yang relevan di tengah krisis modern. Dari cinta pada alam hingga spiritualitas yang mendalam, tradisi ini menawarkan panduan moral yang berharga.
Memang dalam 10 tahun terakhir sudah ada perbaikan pendekatan kepada agama leluhur. Langkah kecil menuju keadilan telah diambil: agama leluhur kini dapat dicantumkan di kolom kepercayaan KTP.
Sebuah pengakuan simbolis yang tak ternilai bagi mereka yang sekian lama berada di pinggir sejarah. Namun, langkah ini baru awal, bukan akhir.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Memperkuat Isu Lingkungan Hidup Melalui Agama Leluhur
Diskriminasi masih menyelimuti. Dalam birokrasi, sekolah, hingga ruang kerja, mereka yang memeluk agama leluhur kerap dianggap “tidak lengkap” atau “tidak setara.”
Pernikahan adat masih harus berjuang mendapatkan legalitas, dan akses pendidikan spiritual sering terhalang.
Pengakuan di atas kertas hanyalah pintu. Yang dibutuhkan adalah penghormatan di hati. Agar agama leluhur tak lagi hanya dikenang sebagai fosil masa lalu, tetapi dihargai sebagai jiwa bangsa.
Baca Juga: Deretan Artis Indonesia yang Tinggal di Los Angeles Saat Kebakaran Hebat, Begini Kondisi Mereka
Harapan tetap ada, seperti tunas kecil yang tumbuh di tanah tandus. Dengan waktu, pendidikan, dan keberanian untuk melawan prasangka, diskriminasi bisa berubah menjadi harmoni sejati.
Indonesia yang inklusif bukanlah mimpi, melainkan janji yang harus ditepati.
“Melupakan agama leluhur adalah seperti memutuskan benang yang menenun sejarah; tanpa itu, kain kebangsaan kita rapuh dan tercerai.”***
Baca Juga: Rumah Rp 146 Miliar Ini Selamat dari Kebakaran Hebat di Los Angeles, Rahasianya Bikin Melongo
Jakarta, 14 Januari 2025