DECEMBER 9, 2022
Kolom

Mereka Yang Mulai Teriak Merdeka 4

image
Puisi esai Denny JA (Entertainment)

Tjokro bercerita soal
petani, buruh, kaum terpelajar,
suara-suara yang ia satukan dalam tekad.

“Coba dengar, Syarif,”
ujar Tjokro,
dinding rumah tua kita masih menyimpan gema suara petani:

“Sawah kami,
dulu bukan hijau,
tapi ladang duka,
air mata bersemi.

Baca Juga: 7 Program Kerja Presiden Prabowo yang Viral di Media Digital, Publik Antusias Berdasarkan Riset Denny JA

Panen hanyut,
bukan ke lumbung,
tapi ke pundi penjajah.

Lalu datanglah ia, Tjokroaminoto,
bukan nama, tapi bara yang menyala.”

Ucapannya bukan pelajaran,
tapi obor di kegelapan jiwa.”

Baca Juga: LSI Denny JA: Pentingnya Pilkada Sesuai Aturan Pilpres Baru untuk Memperkuat Demokrasi dan Perbaikan Sistem

-000-

HOS Tjokroaminoto kini menua,
tubuh renta, jiwa masih menyala.

“Dulu, ia nyalakan bara yang menyatukan.
Kini murid-muridnya bertikai di jalan berbeda.
Ia tak lagi mercusuar bagi arah mereka.”

Baca Juga: 5 Lukisan AI Denny JA yang Mengungkap Realitas Tragis Israel vs Hamas: Gencatan Senjata, Damai atau Hanya Jeda Sebentar?

Syarif juga ingat.
Di ruang ini, Tjokro menjadi cahaya,
bagi Bung Karno muda,
bagi Muso yang bergejolak,
dan bagi Kartosuwiryo,
yang teguh dalam Islam.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait