DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia

image
Ilustrasi (Entertainmentabc.com)

Buku debutnya, Atas Nama Cinta, mengangkat isu diskriminasi dan kesetaraan gender, sekaligus membuka jalan bagi ratusan penulis lainnya untuk mengeksplorasi isu-isu serupa.

Puisi esai bukan sekadar genre baru; ia adalah gerakan. 

Dalam waktu kurang dari satu dekade, lebih dari 150 buku puisi esai telah diterbitkan di Asia Tenggara. 

Baca Juga: Obsesi Kesempurnaan: Pelajaran The Devil Wears Prada di West End London dalam Puisi Denny JA

Genre ini juga menjadi alat advokasi sosial yang kuat, digunakan untuk membahas isu-isu sensitif seperti pernikahan anak, kekerasan berbasis gender, dan diskriminasi agama.

Apa yang membuat puisi esai begitu unik? 

Puisi esai adalah perpaduan antara keindahan estetika dan kedalaman sosial. 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA : Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup

Ia menggabungkan lirisisme puisi dengan daya narasi cerita pendek, menciptakan karya yang tidak hanya indah tetapi juga relevan. 

Dalam konteks ini, Denny adalah seorang pionir, mengingatkan kita pada tokoh seperti Johann Wolfgang von Goethe, yang juga melampaui batas sastra untuk menyentuh dimensi lain dari kehidupan manusia.

Membangun Komunitas

Baca Juga: Puisi Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

Tak cuma di dunia sastra, Denny adalah tipe intelektual yang senang bereksperimen dengan hal-hal baru. 

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Berita Terkait