Membangun Sisi Spiritualitas Manusia 4
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 19 Oktober 2024 11:10 WIB

Dalam beberapa kasus, emosi negatif adalah sinyal yang perlu didengar, dipahami, dan diatasi.
Tetapi kritik ini sebenarnya menekankan pentingnya positivity yang lebih otentik.
Positivity sejati tidak mengabaikan realitas—ia adalah penerimaan yang bijaksana terhadap emosi negatif tanpa membiarkan diri tenggelam di dalamnya.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma
Orang yang benar-benar positif merasakan setiap luka dan air mata, namun tetap memilih untuk berjalan dengan keyakinan bahwa badai yang mereka hadapi akan membawa pelangi.
Ini bukanlah bentuk pelarian; ini adalah kekuatan untuk bertahan dan berkembang.
Positivity dalam Ajaran Agama dan Filsafat
Baca Juga: Catatan Denny JA: Wahai Para Esoteris, Berkumpulah
Positivity bukanlah konsep baru.
Ia telah ada selama ribuan tahun dalam berbagai ajaran spiritual dan filsafat di seluruh dunia.
Dalam Islam, husnuzon (berprasangka baik) mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik kepada Tuhan dan sesama manusia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Pertama Hidup Bermakna, Hubungan Personal
Meski cobaan datang, umat Muslim diajarkan untuk percaya bahwa setiap kesulitan memiliki hikmah tersendiri.