“Kamu kok gampang sakit hati?” Tindakan ini membuat korban merasa emosinya tidak valid dan bahkan merasa bersalah karena “terlalu sensitif.”

3. Mengalihkan Topik dan Menyalahkan Korban Pelaku sering menghindar dari tanggung jawab dan malah menyalahkan korban dengan kalimat seperti:

“Kalau kamu nggak bikin masalah, aku nggak akan marah.”

Baca Juga: Rahasia Makanan untuk Pemulihan Pasien Stroke Ini yang harus Kamu Tahu

“Kenapa sih kamu terus bahas yang lalu-lalu?” Taktik ini membuat korban bingung dan merasa bersalah, seolah-olah semua masalah adalah kesalahan mereka.

4. Memanipulasi Ingatan dan Fakta Pelaku sering kali mengubah cerita atau memanipulasi fakta masa lalu. Contohnya:

“Itu bukan yang sebenarnya terjadi.”

Baca Juga: Makanan Terbaik untuk Penderita Stroke yang Wajib Dicoba

“Kamu yakin? Seingatku beda.” Korban jadi semakin ragu pada ingatan mereka sendiri dan bisa terjebak dalam perasaan tidak percaya diri.

5. Menggunakan Orang Lain untuk Membenarkan Perilakunya Kadang, pelaku akan membawa-bawa orang lain dalam argumen mereka. 
Misalnya:

“Semua orang bilang kamu emang aneh belakangan ini.”

Baca Juga: Kenali Gaslighting Cara Manipulasi Psikologis dan Tujuannya, Membuat Tidak Percaya Diri!

“Tanya temen-temen deh, mereka setuju sama aku.” Taktik ini membuat korban merasa makin terisolasi dan kesepian.